ini di sana. Kau bisa segera menumpang pesawat komersial apapun, tidak akan ada yang menghalangi kau melewati pintu imi­grasi, kami akan membiarkan kau tiba dengan aman di HongKong. ”Sayangnya, tidak ada yang boleh menemanimu, Thomas. Da­tanglah sendirian. Kau tidak perlu mengajak gadis wartawan ituke sini. Hingga urusan kita selesai, dia aman di Jakarta. Setelahitu, tergantung pertemuan kita, apakah dia akan dimasukkan kepenjara atau kami membuatnya menghilang begitu saja. Sekalilagi, Thomas, sekali kami melihat kau membawa orang lain,siapa pun itu, pertemuan batal, dan kau tahu risikonya. Tidakada lagi percakapan hingga kau tiba di pelabuhan kontainerHong Kong.” Percakapan diputus dari seberang sana. Aku mendengus me­nahan marah, tidak sempat bertanya lebih detail tentang per­temuan itu. Menghela napas panjang, berusaha mengendalikan emosi. Persis seperti yang kuduga. Mereka ”mengundangku” menye­lesaikan masalah ini. Berharap, sekali tepuk semua urusan selesaihingga ke akar-akarnya. Aku menyisir rambut dengan jemari.Tentu saja mereka akan memilih Hong Kong sebagai lokasi per­temuan. Shinpei, otak dari seluruh mafia hukum berada di sana.Dia juga sekaligus orang yang menjebakku dengan seratus kilo­gram bubuk heroin dan senjata itu. Jenderal bintang tiga ituhanya ”petugas lapangan” dalam permainan ini. Dia yang di­perintah Shinpei menyelesaikan masalah Om Liem. Diperintah­kan untuk membajak konvoi mobil tahanan Om Liem, mem­bawa Om Liem ke Hong Kong, sekaligus memaksaku datang. Aku tahu, pergi ke sana sama saja dengan mendatangi sarang 302mafia. Shinpei jelas bukan hanya orang di belakang seluruhmafia hukum di negeri ini. Dia sekaligus anggota mafia duniahitam di Hong Kong. Tidak semua orang bisa menyediakan se­ratus kilogram bubuk heroin, meletakkan persenjataan lengkap.Aku mengepalkan tinju, tapi aku tidak punya pilihan, merekasudah memberikan deadline, dengan ancaman serius yang me­nyertainya. Ini gila, benar-benar situasi gila yang harus kuhadapi. ”Aku harus segera pergi!” Aku menoleh ke arah Maryam,Maggie, dan Kris yang sejak tadi menatapku, menunggu hasilpembicaraan. Wajah mereka bertiga terlihat tegang. Maryam berdiri, mengangguk. ”Tidak. Kali ini kau terpaksa tinggal, Maryam. Mereka hanyamemintaku datang sendiri. Kau bisa menunggu di kantor Krishingga besok siang.” Aku mengabaikan wajah tidak mengerti Maryam, menoleh kearah Maggie. ”Setelah aku pergi, kau segera hubungi Tante Liem,Meg. Segera bawa beliau ke sini, menunggu bersama Maryam.Kalian semua aman sementara waktu di sini. Aku harus melaku­kan semua ini sendirian.” ”Kau tidak nekat akan mendatangi mereka sendirian, Tho­mas?” Maryam berseru, bertanya sambil mencengkeram lengan­ku. Aku mengangguk. ”Itu sama saja bunuh diri, Thomas!” Maryam berkata dengansuara serak. Wajahnya tegang sekali, bahkan dia hampir me­nangis karena perasaan tegang. ”Aku akan mencari cara agar hal itu tidak terjadi, Maryam.Nah, sekarang dengarkan aku, Maryam.” Aku memegang tanganMaryam, menatapnya. ”Aku tidak punya waktu banyak untuk 303menjelaskan, jadi kaudengarkan baik-baik. Mereka memintakusegera pergi ke Hong Kong, tempat Om Liem ditahan. Merekahanya memberi waktu enam jam. Itu berarti sebelum pukulenam pagi. Jika besok sore tidak ada kabar dariku, aku tidakmenghubungi, berarti hal buruk telah terjadi di Hong Kong.Kauajak Tante Liem pergi ke sekolah berasrama, temui Opa danKadek di sana. Bilang kepada Opa, semua sudah berakhir diHong Kong. Aku, Om Liem, tidak ada lagi kabar beritanya.” Maryam berseru cemas. ”Dengarkan aku baik-baik, Maryam, dengarkan aku dulu.”Aku memegang tangan Maryam erat-erat, menyuruhnya konsen­trasi. ”Setiba di sekolah berasrama, bilang kepada Opa agar ka­lian segera mengemasi barang, bawa seperlunya, tinggalkan yanglain. Kalian berempat pindah ke negara lain, menetap di sana,gunakan identitas baru, nama baru, putuskan semua kontak de­ngan kenalan, kerabat, teman. Dengan demikian semoga merekakesulitan mengejar kalian, karena jelas mereka akan buas menge­jar kalian ke mana pun. Aku minta maaf telah melibatkanmudalam semua kekacauan ini, Maryam. Aku telah merusak karier,masa depan, kehidupan, semua hal berharga yang kaumiliki. Akusungguh minta maaf.” Maryam sekarang menangis, menatapku tidak percaya. Aku melepaskan genggaman tanganku padanya, menoleh kearah Maggie. ”Sekarang pukul dua belas, waktuku hanya enamjam. Kau bisa bantu belikan aku tiket penerbangan ke HongKong, Meg, pukul satu dini hari nanti ada jadwal penerbangansalah satu maskapai ke sana. Semoga aku masih bisa mengejar­nya ke bandara. Kaukirim tiketnya via e-mail.” Aku menghela napas pelan. Lihatlah, mereka bahkan meren­ 304canakan ini dengan matang. Mereka tahu persis aku harus me­ngejar jadwal penerbangan itu, satu-satunya penerbangan yangtersisa. Maggie mengangguk, tidak banyak bicara. Meskipun Maggietidak menangis seperti Maryam, aku bisa merasakan seluruhemosi yang dia rasakan. Marah, bingung, sedih, cemas, semuabercampur aduk dari tatapan matanya. ”Terima kasih sudah membantuku selama enam tahun ter­akhir, Meg. Kau adalah staf paling membanggakan yang pernahkumiliki. Jika besok sore tidak ada kabar dariku, kaukumpulkansemua konsultan senior untuk melakukan pertemuan. Biarkanmereka yang memutuskan nasib perusahaan ini tanpa dirikulagi. Kau aman. Mereka tidak akan mengejarmu. Nah, kalau kaumau, kau juga bisa pindah bekerja di tempat lain, Meg. Sebagaibonus pemutusan hubungan kerja, kau boleh menjual satu ataudua mobil operasional kantor. Uangnya bisa kaugunakan untukjalan-jalan ke Paris, Roma, seperti yang kaucita-citakan selamaini.” Aku mencoba bergurau. ”Kau akan kembali, Thom.” Suara Maggie serak, matanya me­merah. ”Kau selalu kembali ke kantor ini. Sesulit apa pun ma­salah yang kauhadapi. Aku akan selalu menunggu di ruangankerjaku, menunggu kau melintas pintu ruangan, selalu tertawamenatapku, tawa yang amat kukenal.” Aku tersenyum penuh penghargaan. Selain tabiatnya yangselalu berterus terang, ceplas-ceplos, dan suara cemprengnyayang menyebalkan, Maggie adalah teman terbaik yang kumiliki.Dia tidak pernah putus harapan kepadaku. Tidak pernah.Maggie selalu yakin aku bisa melakukan apa pun. Aku menoleh ke arah Kris. ”Sesuai perjanjian kita, kantor ini 305adalah milikmu, Kris. Jadi jika aku tidak kembali dari menghajarpara bedebah itu, kau berhak penuh memutuskan apa yang akankaulakukan dengan kantor dan stafmu. Saranku, tidak semuaorang nyaman berinteraksi dengan orang yang jarang mandi.Mungkin sudah saatnya kau sedikit memikirkan tentang penam­pilan diri sendiri.” Aku tertawa, menepuk bahunya. Kris ikut tertawa—meski nadanya suram dan prihatin. ”Aku merasa terhormat pernah bekerja denganmu, Thomas.”Kris mengulurkan tangan. ”Kau satu-satunya orang yang tidakpernah bertanya kenapa beberapa tahun lalu aku meretas ja­ringan retailer jahat Singapura itu. Kau memercayaiku bahkanpada detik pertama kita berkenalan.” Aku mengangguk. Penjelasan selalu datang dari orang yangtepat, waktu yang tepat. Aku tidak pernah merasa perlu me­maksa Kris menjelaskan soal itu. ”Nah, saatnya berpamitan. Selamat malam, Maryam, Maggie,Kris. Semoga yang terbaik yang akan terjadi beberapa jam kedepan.” Dan sebelum Maryam berseru kencang berusaha mence­gahku, atau Maggie mengatakan sesuatu, atau Kris balas meng­ucapkan salam berpamitan, aku sudah balik kanan, melangkahcepat meninggalkan ruangan besar dengan enam layar komputercanggih. Saatnya menuju arena pertarungan yang aku tunggusejak dua puluh tahun lalu. Saatnya aku memasuki lingkaran merah selebar dua meter didunia nyata—bukan arena klub. Aku petarung sejati. Aku tidakakan pernah mundur selangkah, sebesar apa pun kekuatan la­wan. Demi kehormatan, demi abu hitam papa-mamaku. 306Episode 29 Mengungkit Masa LaluAKU memacu mobilku keluar dari parkiran kantor. Pukul00.05, jalanan kota Jakarta sepi. Speedometer mobil menyentuhangka 150 km/jam, melesat di atas jalan bebas hambatan, menujubandara. Mataku konsentrasi penuh. Kedua tanganku menceng­keram kemudi erat-erat. Aku tiba di lobi keberangkatan internasional lima belas menitkemudian, memarkir mobil sembarangan, meloncat turun, berlarimenuju pintu masuk. Mengabaikan petugas sekuriti yang me­neriakiku agar memindahkan mobil. Astaga, aku tidak punyawaktu untuk melakukannya. Silakan saja kalau dia hendak men­derek paksa mobil itu. Maggie sudah mengirimkan e-mail berisitiket pesawat. Aku membuka e-mail tersebut sambil berlari me­nuju loket check-in. Sejauh ini tidak ada masalah. Dua petugastetap menerima tiketku meski tenggat check-in sudah lewat be­berapa menit. Juga tidak ada masalah di gerbang imigrasi. Pe­tugas memerika surat jalan sementara yang kumiliki, tanpa ba­ 307nyak bicara menstempel dokumen perjalanan, mempersilakankumelintas menuju ruang tunggu keberangkatan internasional. Mereka memegang janji, tidak ada pasukan khusus, tidak adapolisi, atau petugas apa pun yang dikirim untuk menghambatku.Aku lancar menaiki pesawat terbang. Pesawat komersial ber­badan besar itu penuh, entah bagaimana Maggie mendapatkanselembar tiket di menit terakhir. Aku bisa duduk di kelas ekse­kutif seperti biasa. Pramugari ramah menyapa namaku, mena­warkan welcome drink. Aku menggeleng. Dalam situasi sepertiini, aku tidak haus dan lapar. Perjalanan Jakarta-Hong Kong membutuhkan waktu tempuhempat jam. Pukul 01.00 tepat, pesawat itu lepas landas, melesatterbang. Dari jendela pesawat sebelah kursiku, gemerlap cahayakota Jakarta terlihat indah, tidak peduli berapa kali pernah me­lihatnya, itu tetap pemandangan yang menakjubkan, tapi akumenatapnya kosong. Di kepalaku justru hadir kenangan masa lalu itu. Papa Edward dan Om Liem pebisnis yang baik. Mereka me­miliki garis tangan yang hebat. Umur mereka baru dua puluh ta­hun saat mengambil alih toko tepung terigu dari Opa. Saat itu,Papa Edward dan Om

TRIBUNNEWS,COM,MEULABOH - Abdurrahman (42), warga Desa Balee, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat,Aceh, Senin (26/12/2011) lalu diterkam beruang hingga Rabu (28/12/2011) kemarin, korban masih dalam kondisi lemah, dirawat di rumah familinya di Desa Ujong Drien, Meureubo.

Insiden amuk beruang itu terjadi ketika korban bersama temannya melakukan aksi berburu rusa di sekitar desanya pada Senin (26/12/2011) lalu. Korban sebelumnya sempat dilarikan ke IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Nova, putri korban kepada Prohaba, Rabu (28/12/2011) mengatakan, orangtuanya masih dirawat dan kini tidak lagi di RSU, tetapi di rumah familinya di Desa Ujong Drien Kecamatan Meureubo.

Kondisi orang tuanya masih terbaring lemah akibat mengalami luka serius cakaran beruang di bagian tangan dan kaki serta badan.

Menurutnya, kejadian menimpa orang tuanya pada Senin siang lalu sekitar pukul 11.00 WIB, yakni saat sedang berburu rusa bersama lima warga lain, tiba-tiba muncul seekor beruang cukup besar sehingga beberapa pemburu lain yang pergi bersama orang tuanya ini berpencar dan lari menyelamatkan diri masing-masing. Namun, naas bagi orang tuanya sehingga saat menyelamatkan diri langsung diterkam sang cagee hingga mengalami luka serius dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Sedikitnya dibutuhkan 42 jahitan untuk mengatasi luka koyak akibat amuk beruang itu.

Dijelaskannya, dari keterangan orang tuanya beruang selama ini tidak pernah muncul di sekitar gunung di desanya itu sedangkan pekerjaan memburu rusa sudah lama ditekuni orang tuanya bersama sejumlah penduduk lain di desanya.(riz)

Pemrosesan dan Pemanfaatan

Tahan aus, Resistan korosi, Tidak bisa memisah, Api dapat MemRetardant

NAME:Chinese cheapest  factory directly 5mm natural color  bamboo panel/bamboo board/ bamboo plank

Vertical is side pressed. Bamboo strips are oriented on edge, reducing the visibility of "knuckles", and providing a cleaner, flowing appearance.

Natural color can be characterized to produce very light toned color stains, giving the bamboo flooring its inherited natural and earthy look of botanical bamboo.

Bamboo panel is made from 100 percent rapidly renewable bamboo, using adhesives that are both strong and emissions free. Bamboo panel consists of multiple layers of bamboo, where the middle layer can be either horizontal or vertical grain. These bamboo panel are especially interesting in those applications where the side of panel remains visible, like steps of a staircase and kitchen work tops.

Bamboo is actually 16% harder than maple, making it a superior material for furniture. Bamboo holds the promise of a sustainable cost effective and ecologically responsible alternative to the wide spread clear cutting of our world's forests.

Bamboo panels have been used in Europe for decades as a finishing materials for high end, eco-conscious homes in cabinetry, furniture and millwork. The tight, linear grain of bamboo panels make for a very sleek and contemporary finishing material and the edge grain of multi layers bamboo panels gives a unique look that cannot be achieved with regular wood veneered products.

The possibilities are endless for design with bamboo panels. It can be used for furniture, cabinets, countertops, shelves, and much much more.

Detailed photos of product:Bamboo board is primarily exported to the European market,America market, Canada market.etc.  used widely in the decoration of home, office and different kinds of public places. Its function is similar to the currently popular material-plywood. But it is more usable and environmental protection.We can make speciffic types of bamboo board according to the need of our customers. Application of bamboo boardTo meet our client's needs, we carry a full line of paneling for interior design and furniture. The size is: Length: ≤6000mm Wideth: ≤1220mm Thickness: 3~500mm

KOK INTERNATIONAL CO.,LIMITEDDONGYING SHUANGKAI IMPORT EXPORT CO.,LTD

Mobile: +86-18615467378

Alamat: No. 128, Huanghe Road, Dongying City, Dongying, Shandong, China

Jenis Usaha: Produsen/Pabrik, Perusahaan Perdagangan

Jangkauan Bisnis: Furnitur, Konstruksi & Dekorasi, Seni & Kerajinan Tangan

Pengenalan Perusahaan: Selamat datang di toDONGKING IMPORT EKSPOR Co., Ltd( KOK INTERNATIONAL Co., Limited). Kami menawarkan beragam produk bahan konstruksi dan dekoratif untuk bangunan, hotel, rumah pribadi, dll. Produk-produk utama kami adalah berbagai produk dari kayu dan bambu, seperti papan kayu solid, furnitur kayu, lantai kayu, lantai kayu, lantai kayu, lantai keteknikan, pintu kayu, Bambu board, hengkeram bambu, papan potong kayu dan bambu. Dan lain-lain. Kami memiliki spesialisasi dalam memberikan layanan pribadi kepada pelanggan mengenai proyek, konstruksi dan pesanan mereka, kami dengan senang hati mengkadia dan memberi saran tentang semua proyek dan pesanan yang mungkin Anda kerjakan. atau mendiskusikan ide apa pun yang anda miliki terkait dengan produk kami. Kami akan membantu Anda mengerjakan proyek dan pesanan Anda untuk memberi Anda hasil terbaik. Hubungi kami dengan bebas setiap saat. Kami akan menghitung biaya pengiriman untuk setiap pesanan, untuk mendapatkan tarif terbaik.Kami memiliki begitu banyak pabrik dan perusahaan profesional di Cina ini. Tergantung pada proyek dan pesanan Anda, kami dapat membuat rekomendasi untuk item dan produk. KOK International saat INI mengirimkan produk-produk ke Amerika, Kanada, Australia, Eropa Timur, Eropa Barat, Afrika, Timur Tengah, Asia Tenggara, dll. para pelanggan kami berkisar dari para importir, tukang bangunan, tukang kebun hingga para perantara dari seluruh dunia.Produk kami sangat banyak digunakan, karena produk kami sangat peduli dengan kehidupan kami. Mereka membanjiri setiap sudut kehidupan modern, dalam dan luar ruangan, dengan apik. Kami harap kami dapat memberikan beberapa ide tentang cara membawa produk-produk ini ke dalam hidup Anda. Silakan lihat situs kami untuk dilihat. Kami yakin Anda dapat menemukan produk yang Anda butuhkan untuk rumah, taman, bangunan, konstruksi, dan proyek Anda.Kami dengan tulus menanti untuk membangun hubungan bisnis yang sukses dengan lebih banyak pelanggan dan menyambut dengan hangat Anda untuk menghubungi kami untuk kerja sama berdasarkan manfaat saling menguntungkan bagi masa depan yang lebih cerah dan lebih sukses.

Belanja di App banyak untungnya:

Kata bapak saya... Gak semua jantung pisang bisa diolah... Katanya ada yang berasa pahit Karena alesan pahit itu cabe kritingnya tak masukin semena2😆😆 Padahal pas udah mateng gak ada rasa pahit sama sekali

Kata bapak saya... Gak semua jantung pisang bisa diolah... Katanya ada yang berasa pahit Karena alesan pahit itu cabe kritingnya tak masukin semena2😆😆 Padahal pas udah mateng gak ada rasa pahit sama sekali

Belanja di App banyak untungnya:

Indonesian national motto

Bhinneka Tunggal Ika is the official national motto of Indonesia. It is inscribed in the national emblem of Indonesia, the Garuda Pancasila, written on the scroll gripped by the Garuda's claws. The phrase comes from Old Javanese, meaning "Unity in Diversity," and is enshrined in article 36A of the Constitution of Indonesia. The motto refers to the unity and integrity of Indonesia, a nation consisting of various cultures, regional languages, races, ethnicities, religions, and beliefs.

The phrase is a quotation from an Old Javanese poem Kakawin Sutasoma, written by Mpu Tantular, a famous poet of Javanese literature during the reign of the Majapahit empire in the 14th century, under the reign of King Rājasanagara (also known as Hayam Wuruk).

Translated word for word, bhinnêka is a sandhi form of bhinna meaning "different"; the word tunggal means "one" and the word ika means "it". Literally, Bhinneka Tunggal Ika is translated as "It is different, [yet] it is one". Conventionally, the phrase is translated as "Unity in Diversity",[1] which means that despite being diverse, the Indonesian people are still one unit. This motto is used to describe the unity and integrity of Indonesia which consists of various cultures, regional languages, races, ethnicities, religions, and beliefs. As head of the Faculty of Philosophy of Gadjah Mada University, Rizal Mustansyir, writes, "the motto of Bhinneka Tunggal Ika explains clearly that there is diversity in various aspects of life that makes the Indonesian nation a unified nation."[2]

The phrase originated from the Old Javanese poem Kakawin Sutasoma, written by Mpu Tantular a famous poet of Javanese Literature during the reign of the Majapahit empire sometime in the 14th century, under the reign of King Rājasanagara, also known as Hayam Wuruk.[3] The Kakawin contains epic poems written in metres. The poem is notable as it promotes tolerance between Hindus (especially Shivaites) and Buddhists.[4]

The phrase Bhinneka Tunggal Ika was published in an article entitled Verspreide Geschriften which was written by a Dutch linguist orientalist Johan Hendrik Casper Kern. Kern's writings were later read by Mohammad Yamin, who then brought the phrase to the first Investigating Committee for Preparatory Work for Independence (BPUPK) session, between 29 May to 1 June 1945.[5]

The motto Bhinneka Tunggal Ika was later incorporated into the state emblem, the Garuda Pancasila. Reporting from the Directorate General of Culture of the Republic of Indonesia, the state symbol was designed by Sultan Hamid II and announced to the public on 15 February 1950.[6]

The phrase, along with Pancasila as national emblem and 20 other articles, is officially included into the Constitution of Indonesia after the second amendment of the constitution was ratified on People's Consultative Assembly (MPR) parliamentary session in 7–18 August 2000.[7][8]

This quotation comes from canto 139, stanza 5. The full stanza reads as follows:

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

It is said that the well-known Buddha and Shiva are two different substances. They are indeed different, yet how is it possible to recognise their difference in a glance, since the truth of Jina (Buddha) and the truth of Shiva is one. They are indeed different, but they are of the same kind, as there is no duality in Truth.

This translation is based, with minor adaptations, on the critical text edition by Soewito Santoso.[1]

This idea is a constant theme throughout Mpu Tantular's writings and can also be found in his other writing, the Kakawin Arjunawijaya, canto 27 stanza 2:[9][10]

ndan kantênanya, haji, tan hana bheda saṅ hyaṅ hyaṅ Buddha rakwa kalawan Śiwarājadewa kālih samêka sira saṅ pinakeṣṭi dharma riṅ dharma sīma tuwi yan lêpas adwitīya

Clearly then, Your Majesty, there is no distinction between the Deities: the hyaṅ Buddha and Siwa, the lord of gods, both are the same, they are the goals of the religions; in the dharma sīma as well as in the dharma lêpas they are second to none.

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Rizwan

TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Naas benar nasib Abdurrahman (42). Warga Desa Balee, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat ini diterkam seekor beruang saat sedang berburu rusa di sekitar hutan di kampungnya pada Senin (26/12/2011) lalu.

Hingga Rabu (28/12/2011), kondisi Abdurrahman masih kritis dan dirawat di rumahnya.

Korban sehari-harinya adalah pemburu rusa tradisional. namun akibat serangan binatang buas tersebut, Abdurrahman tidak bisa lagi berburu, dia mengalami luka serius pada sejumlah tubuh sehingga pascakejadian lalu korban sempat dibawa ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Nova, anak korban kepada Serambinews.com Rabu (28/12/2011) mengatakan, orangtuanya masih dirawat kini tidak lagi di RSU tetapi di rumah familinya di Desa Ujong Drien Kecamatan Meureubo. “Kondisinya cukup parah dan saat ini masih terbaring,” ujar Nova.

Ia mengatakan, kejadian menimpa orang tuanya pada Senin (26/12/2001) siang lalu sekitar pukul 11.00 WIB, yakni saat sedang berburu rusa bersama beberapa temannya, tiba-tiba muncul seekor beruang cukup besar sehingga beberapa pemburu lain yang pergi bersama orang tuanya ini berpencar menyelamatkan diri masing-masing dengan berlari.

Namum naas bagi ayah Nova, beruang itu mengejar Abdurrahman sehingga dan dirinya tak sempat menyelamatkan diri dan diterkam binatang tersebut. Setelah berjuang dengan berkelahi dengan beruang, Abdurrahman akhirnya berhasil menyelamatkan diri, akan tetapi mengalami luka serius.

Kata Nova,  dari keterangan orang tuanya  selama ini, beruang tidak pernah muncul di sekitar gunung di desanya. Sementara pekerjaan berburu rusa sudah lama dilakukan orang tuanya sebagai mata pencaharian sehari-hari.